Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 24, 2011

PMKRI Seakan Terjebak Dalam Politik Praktis

Setiap tanggal 28 Mei, organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Rtepublik Indonesia (PMKRI) memperingati hari kelahirannya. Kini organisasi yang berdiri di atas semangat ke-Katolik-kan dan ke-Indonesiaan itu akan memperingati hari kelahirannya yang ke-64 tahun. PMKRI merupakan organisasi mahasiswa kristen yang besar di Indonesia. Ia memiliki peran strategis dalam menegakkan pilar-pilar ke-katolik-an sebagai landasan historis sebuah pendirian. Sejak awal berdiri, PMKRI dapat dikatakan telah menegaskan diri sebagai organisasi yang mempunyai visi dan misi perjuangan mengokohkan nilai-nilai ke-katolik-an, kemahasiswaan dan keindonesiaan. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, dinamika kemahasiswaan mengalami stagnasi orientasi perjuangan. Idealisme ke-katolik-an yang dibangun PMKRI sejak awal berdirinya, seakan telah dikalahkan oleh pragmatisme dan bentuk permainan politik praktis.Kondisi ini yang tanpa disadari dialami gerakan mahasiswa PMKRI sekarang. Mereka terjebak pada arus transf

Pemimpin Vs Opini Politik

PERGERAKAN aspiratif yang hanya memenjejalkan opini politik, sesungguhnya, berbahaya. Maka dari situlah pula pemimpin, posisinya, jadi dibuat sedemikian dilematis. Tiliklah analogi berikut ini: Seorang ayah naik keledai sedangkan anaknya berjalan kaki di sisi keledai itu. Sejumlah orang yang melihat menyampaikan aspirasi bahwa sang ayah tidak bijak, mau enaknya saja, membiarkan anaknya merana. Mendapatkan aspirasi demikian, si ayah turun dari keledai dan menyosong anaknya naik di atas keledai. Si ayah pun berjalan kaki di sisi keledai yang ditunggangi anaknya itu Sejumlah orang yang melihat hal itu kemudian menyampaikan aspirasi, bahwa si ayah itu dungu membiarkan sang anak congkak. Betapa tidak durhaka tuh anak, ia enak ongka-ongkang sedangkan si ayah kepayahan berjalan kaki. Mendapatkan aspirasi demikian, si anak turun dan jalan kaki bersama sang ayah di sisi keledai. Sejumlah orang yang melihat hal itu kemudian menyampaikan aspirasi, bahwa mereka bodoh. Mau-mauan kepayahan jalan ka

PILKADA DAN PENTINGNYA POLITICAL MARKETING STRATEGY

Political Marketing Terabaikan oleh Teori Dagang Sate dengan Planning Jual Beli Suara Tidak dipungkiri bahwa Pilkada adalah suatu pristiwa politik, namun proses dan hasil Pilkada dapat pula dicapai melalui analisis mekanisme pasar dan pendekatan makro-mikro ekonomi. Mensukseskan Pilkada (KPUD) dan memenangkan Pilkada (kandidat Gubernur/Bupati/Walikota) membutuhkan analisis untung rugi dan kalkulasi ekonomi yang akurat yakni bagaimana mengurangi resiko-biaya sosio-ekonomi dan sosio-politik. Efisiensi penting dalam berbagai bidang baik dalam pelaksanaan Pilkada (KPU/Desk Pilkada) maupun cara memenangkan Pilkada (kandidat/ koalisi/non koalisi partai pendukung). Tim sukses kandidat Pilkada seharusnya berpikir strategik-efisien bagaimana mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan/manfaat (”to minimize risks and to maximizize profits”). Hal ini diperlukan agar Pilkada dapat dilaksanakan secara efisien bukan sekedar efektif dengan mengurangi beban (”economic burdens”) dibandingkan dengan m