Haruskah Kita Menunggu?



Berbagai wacana di seputar pesta demokrasi lebih dominan pada persoalan keterbatasan anggaran. Hal ini kemudian bermuara pada penundaan pelaksanaan pilkada itu sendiri. Penundaan dengan alasan keterbatasan dana tidak dapat diterima secara akal sehat. Alasannya adalah hajatan lima tahunan ini sudah di agendakan secara nasional, hal mana diketahui dan disetujui oleh para pemimpin bangsa ini sampai kepada menteri dan anggota dewan sebagai perwakilan kita di senayan. Penundaan lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya. Menunda pilkada membawa implikasi negatif bagi pembangunan di daerah. Karena itu, wacana penundaan pilkada dengan alasan terkendala dana kurang bisa diterima logika.
Dalam konteks Flores Timur, alasan penundaan Pilkada dapat disimpulkan lebih karena ketidakpuasan kelompok pendukung pasangan Simon Hayon-Diaz Alfi (Mondial) yang diusung Koalisi Gewayang Tanah Lamaholot, yang terdiri dari Partai Golkar, Gerindra dan PKPB.Koalisi Gewayang Tanah Lamaholot yang akhirnya tanpa disadari diteruskan oleh KPUD Flotim vs KPU Pusat. (hendaknya KPU pusat tidak terlalu mencampuri urusan KPUD karena telah ada batasan kewenangan yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan pemilu).
Selanjutnya, karena tidak puas dan kecewa, Simon Hayon yang masih menjabat Bupati Flores Timur, yang digugurkan KPU pada 15 April 2010 yang lalu, tidak mau mencairkan anggaran untuk membiayai tahapan pilkada ini. Bahkan mengajukan gugatan ke ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Propinsi dan PTUN Kupang mengabulkan permohonan Mondial tetapi KPU Flores Timur mengajukan bandung ke PTUN Surabaya. Maka berlarutlah persoalan ini. Hal mana mengakibatkan pembangunan di Flores Timur akan berjalan di tempat. Sebab Bupati Simon Hayon masih sibuk dengan kekecewaan dan ketidakpuasannya. Ego pribadinya melambung melewati kepentingan masyarakat Flores Timur. Ironis memang, tapi hendaknya para wakil rakyat di Flores Timur segera mengambil sikap yang jitu, tepat dan cerdas agar persoalan ini tidak harus sampai akhir masa jabatan Simon Hayon-Yosni Herin. Sebab bagaimana pun juga penundaan itu pasti ada batasan waktu yang ditoleransikan. Dan masyarakat Flores Timur pun menginginkan perubahan dengan pasangan baru yang akan memimpin Flores Timur lima tahun ke depan. Haruskah kita menuggu????? Tabe…...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENELUSURI KEBERADAAN PT. ASA MUTIARA NUSANTARA (PT. AMN) DI PULAU KONGA, DESA KONGA, FLORES TIMUR

TENTANG KERAJAAN LARANTUKA

KILAS BALIK MASYARAKAT BORUK TANA BOJANG