Mimpi Karyawan Tersandung Upah Minim di Perusahaan Asing!


PT. ASA MUTIARA NUSANTARA (AMN) yang beroperasi di bidang Budidaya Mutiara di Pulau Konga.


Keberadaan PT. Asa Mutiara Nusantara (PT. AMN) yang bergerak dalam bidang Budidaya Mutiara di Pulau Konga, Desa Konga, Kecamatan Tite Hena, kabupaten Flores Timur, Propinsi NTT, telah memasuki tahun ke 20. Namun keberadaan perusahaan milik Investor Jepang ini belum memberikan kontribusi yang berarti buat desa sekitar dan daerah. Upah yang diberikan bagi pekerjanya pun masih dirasakan minim oleh para pekerjanya, baik Karyawan Harian, Karyawan Kontrak maupun Karyawan Tetap. Hal ini berdasarkan penuturan salah satu Karyawan Tetapnya.
 

Sebut saja Yosep Tea atau yang biasa disapa Yos, pria 39 tahun asal Bajawa, Ngada ini adalah salah seorang pekerja pada PT. Asa Mutiara Nusantara (PT. AMN) yang kini berstatus Karyawan Tetap. Pria berperawakan kecil, berambut ikal dan kulit bersih ini sepintas terlihat seperti pria pekerja kebanyakan. Namun, sorot matanya yang tajam saat menuturkan uneg-unegnya soal upah yang diterimanya dari PT. Asa Mutiara Nusantara (PT. AMN), menyiratkan ketegasan seorang pria berpikiran cukup maju. Betapa tidak, meskipun kini anaknya yang pertama masih duduk di bangku kelas 6 SDK Konga dan anaknya yang kedua masih di TK Kelas Besar, tapi Yos sudah memiliki pemikiran kelak kedua anaknya bisa kuliah.

Menggapai hidup yang lebih baik adalah prinsip hidupnya. Prinsip ini pula yang membuat Yos memberanikan diri meninggalkan kampung halaman, orang tua dan sanak saudaranya di Bajawa, Ngada dan berangkat menuju Desa Konga, kecamatan Titehena, kabupaten Flores Timur yang terletak lebih dari 100 km di bagian timur pulau Flores, setelah mendapatkan informasi lowongan kerja di sebuah perusahaan asing milik pengusaha asal Negeri Sakura, Jepang. Berbekal ijazah STM Jurusan Mesin, Yos kemudian melamar pekerjaan pada PT. Asa Mutiara Nusantara, perusahaan yang bergerak dalam bidang Budidaya Mutiara ini, yang pada waktu itu (tahun 1994) masih berkantor di Desa Konga (sekarang berkantor di Maumere, Sikka). Setelah melewati tes keahliannya, Yos pun diterima bekerja sebagai tenaga Teknisi/ Mekanik dan berstatus sebagai Karyawan Harian. Saat itu, upah harian yang diterima Yos sebesar Rp. 3.500,-/ hari yang dibayarkan setiap hari Sabtu.

Setelah 4 tahun bekerja, Agustus 1998, Yos kemudian diangkat menjadi Karyawan Kontrak dengan waktu 2 tahun dengan upah sebesar Rp. 375.000,-/ bulan. Semangat kerja yang luar biasa menjadikan pihak perusahaan begitu mempercayai setiap kerusakan mesin untuk diperbaikinya meski ada juga tenaga teknisi/ mekanik yang lainnya. Hasil kerja yang selalu baik membuat kontraknya diperpanjang 2 tahun lagi. Disiplin kerja ala Jepang membuat Yos terbiasa dan mampu menjawab kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan. Ini digambarkan oleh beberapa temannya yang juga bekerja pada PT. Asa Mutiara Nusantara (PT. AMN). “Terkadang di hari Libur atau hari Minggu, Yos mau meluangkan waktunya untuk perusahaan, kalau ada mesin speedboat dan atau mesin generator listrik yang mengalami gangguan”, tutur Rafles Mukin, rekan kerja Yos. “Hal ini dilakoninya dengan penuh rasa tanggungjawab”, timpal Retno Kung yang juga rekan kerja Yos.

Melihat loyalitas dan dedikasi kerja Yos yang luar biasa ini, pada September 2001, pihak perusahaan mengangkat Yos menjadi Karyawan Tetap dengan upah Rp. 427.500/ bulan. Upah yang diterima Yos pada waktu itu memang dirasa cukup, lantaran Yos masih hidup seorang diri. Namun, seiring berjalannya waktu, Yos pun akhirnya memutuskan untuk menikahi Enny Buan, seorang wanita asal Desa Konga pada tahun 2002.

Dengan telah memiliki keluarga, Yos menyadari akan bertambahnya kebutuhan akan hidup yang juga berarti upah yang diterimanya sebagai karyawan di PT. Asa Mutiara Nusantara (PT. AMN) menjadi tidak cukup. Apalagi kenaikan upah setiap tahun hanya sekitar Rp. 40.000,-/ pertahunnya. Hal ini kemudian menyadarkannya untuk mencari penghasilan tambahan diwaktu senggangnya. Berbekal keahliannya, Yos membuka Jasa Service Mesin di rumahnya. Beruntung bagi Yos, karena di desa Konga terdapat begitu banyak mesin milik petani dan nelayan. Dari mulai mesin listrik swadaya, mesin perontok padi, mesin traktor, mesin motor laut hingga mesin pemotong rumput sering mengalami kerusakan. Peluang ini menjadikan Yos dapat memanfaatkan keahliannya guna memperoleh penghasilan tambahan diluar waktu kerjanya, meski jasa servicenya dibayar seadanya. Tapi hal ini dijalaninya dengan tekun. “Buat tambah uang dapur”, canda Yos disela ceritanya. Hasil kerja yang memuaskan membuatnya sangat dipercaya orang yang memberikan mesinnya untuk diperbaiki.

Sementara itu, sebagai seorang kepala rumah tangga dan ayah yang bertanggungjawab, Yos memiliki mimpi agar kedua anaknya bisa mengenyam bangku kuliah. Untuk itu, harapan terbesarnya adalah pihak perusahaan menaikan upah bagi karyawan. Apalagi Yos telah bekerja menjadi Karyawan Tetap hampir 13 tahun. Sebuah rentang waktu yang terbilang cukup panjang. Sementara upah yang diterimanya kini hanya sebesar Rp. 1.450.500,-/ bulan ditambah biaya hidup dan biaya pendidikan kedua anaknya sekarang, dirasa masih jauh dari cukup untuk menjawab mimpinya kelak anaknya bisa kuliah. Tanpa kenal lelah, selepas kerja di perusahaan, Yos kembali kerumah untuk melanjutkan kerjaan memperbaiki beberapa mesin perontok padi dan mesin traktor milik petani yang sudah berada di rumahnya. Suka dukanya dalam memperbaiki mesin para petani/ nelayan dengan jasa service seadanya tetap dijalani dengan ikhlas, meski terkadang Yos baru bisa berhenti setelah jam dinding menunjukkan jam 21.00 witeng. Rasa lelah dan letih sudah dianggapnya sebagai instrumen yang harus dinikmati dengan bijak.

Kondisi dan penghasilan keuangan yang masih belum cukup memang terkadang membuat Yos khawatir akan sulit mewujudkan mimpi dan harapannya yang besar demi hidup yang lebih baik serta kelak kedua anaknya bisa kuliah. Meski demikian, Yos mencoba untuk selalu berbesar hati dan menyerahkan semuanya kepada Sang Pemilik Kehidupan.

Itulah Yosep Tea asal Bajawa, Ngada, ayah dua orang anak yang mengadu peruntungannya pada perusahaan asing milik investor dari Negeri Sakura, PT. Asa Mutiara Nusantara (PT. AMN), yang menurutnya belum bisa memberikan jaminan hidup layak dengan upah yang masih minim meski Yos kini menjabat sebagai Kepala Teknisi/ Mekanik yang handal. Begitu besar mimpi dan harapan yang dimilikinya. Begitu giat pula Yos berupaya merealisasikan mimpi dan harapannya tersebut. Akankah semuanya bisa terwujud?  (Philiphe Randhoe Weking)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENELUSURI KEBERADAAN PT. ASA MUTIARA NUSANTARA (PT. AMN) DI PULAU KONGA, DESA KONGA, FLORES TIMUR

TENTANG KERAJAAN LARANTUKA

KILAS BALIK MASYARAKAT BORUK TANA BOJANG